Jangan ada Ego Sektoral dalam Persiapan Asian Games XVIII
Wakil Ketua Komisi X DPR Sutan Adil Hendra menegaskan, jangan ada ego sektoral antar daerah tuan rumah penyelenggara Asia Games XVIII tahun 2018 mendatang, yakni Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Sumatera Selatan. Ia khawatir, jika persiapan di satu daerah belum siap, namun dipaksakan, akan menggangu keseluruhan persiapan ajang olahraga empat tahunan itu.
“Gubernur Sumsel mengatakan, 18 venue sudah siap di Palembang, tetapi kenapa malah diberikan 8 venue, dari 34 venue yang akan dipertandingkan,” heran Sutan saat rapat dengar pendapat antara Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, Gubernur Sumsel Alex Noerdin, Wagub DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat, Komite Olahraga Indonesia (KOI), dan Indonesia Asian Games Organizing Commitee (INASGOC), di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (25/4/2016) kemarin.
Mengingat ini merupakan event bergengsi dan pertaruhan nama bangsa, politisi F-Gerindra itu meminta ketegasan Pemerintah untuk memastikan venue mana yang akan dipakai. Namun ia memberikan catatan, hal itu tidak memberatkan secara anggaran, jika dilakukan pembangunan atau renovasi.
“Gubernur Sumsel sudah membuktikan venue siap, dan tahun 2017 juga sudah siap. Masih sempat ada test event. Kalau di DKI dipaksakan, apa sempat ada test event. Kita minta Pemerintah agar mulai membuat verifikasi, berapa venue yang betul-betul dilaksanakan di DKI dan Palembang,” tegas Sutan.
Dalam kesempatan ini, politisi asal dapil Jambi itu juga mengingatkan, agar Pemerintah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak yang terlibat, agar Indonesia sukses menjadi tuan rumah AG XVIII.
Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Kharis Almasyhari (F-PKS). Ia menyarankan kepada Pemerintah untuk membuat matrik dari 34 cabor yang akan dipertandingkan, dengan melihat kesiapan venue yang ada.
“Ketersediaan venue itu kita manfaatkan, mana venue yang paling siap. Jika sudah ada di Palembang, kenapa harus dipaksakan di Jakarta. Apalagi kondisi APBN kita belum bersahabat,” kata politisi asal dapil Jawa Tengah itu.
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR My Esti Wijayati (FPDI Perjuangan) mendorong Pemerintah agar Pemerintah agar mematangkan persiapan AG XVIII. Persiapan harus dilakukan tanpa ada kecacatan.
“Jika ada beberapa hal yang masih menjadi masalah, harus diselesaikan. Kesiapan kita akan diuji,” dorong politisi asal dapil DI Yogyakarta itu.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin menegaskan Palembang sudah siap untuk menjadi tuan rumah AG 2018 mendatang. Sebagaimana diketahui, Palembang akan menjadi tuan rumah delapan cabang olahraga (cabor) Olimpik dan tiga cabor non-olimpik.
Noerdin juga memaparkan progress persiapan Palembang, diantaranya main stadium Jakabaring Sport Centre yang akan ditambah kapasitasnya menjadi 60 ribu penonton. Pembangunan atletes village di atas lahan seluas 4 hektar juga sudah berlangsung untusk 1092 atlet, dengan 3 tower dan 123 ruang. Bandara akan diperbesar dan jembatan Musi akan ditambah. Ia juga memastikan stadion akuatik yang dimiliki Sumsel yang berstandar internasional pun sudah siap.
“Semua renovasi di seluruh fasilitas venue direncanakan akan selesai pada Agustus 2017, setahun sebelum pelaksanaan AG,” pasti Noerdin.
Noerdin mengaku heran, pihaknya sudah memiliki stadion akuatik yang siap pakai, tapi malah mau membangun di Jakarta. Ia khawatir, jika persiapan tidak matang, hal ini akan mempermalukan Indonesia.
“Yang kita heran, kita sudah siap, sudah bersertifikasi, kenapa harus membangun di daerah lain? Lebih baik dana dikembalikan ke Sumsel. Kami sudah punya pengalaman dan terbukti,” yakin Noerdin.
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat, menjelaskan pihaknya diberikan tanggungjawab merenovasi dua venue untuk AG XVIII, yaitu Velodrome dan Equastrian. Tahapan revitalisasi kedua venue tersebut dimulai tahun ini yaitu Mei 2016 dan Agustus 2016.
“Dengan mekanisme penyerahan modal pemerintah, pembangunan Velodrome direncanakan awal Agustus 2016 kita akan mulai dan selesai Juni 2018. Untuk Equastrian akan dibangun Mei bulan depan. Diharapkan selesai 2017 bulan September,” jelas Djarot.
Djarot memaparkan bila revitalisasi kedua venue tersebut mesti disesuaikan dengan persyaratan-persyaratan internasional. Pemprov DKI menurutnya punya komitmen agar kedua venue tersebut bisa selesai dan mendukung perhelatan Asian Games 2018.
“Pemprov DKI berkomitmen untuk (Asian Games 2018) dilaksanakan, betul-betul (dua venue) bisa digunakan. Anggaran pembangunan Rp 2 triliun itu bersumber dari APBD murni,” tegasnya.
Sementara Deputi V Kemenpora, Gatot S Dewobroto mengatakan, terkait penentuan venue, pihaknya tidak mau didikte sepenuhnya oleh OCA. Pihaknya akan kembali melakukan pembicaraan dengan OCA pada saat korkom awal Mei mendatang. (sf), foto: azka/hr.